Cisco, siapa yang tidak kenal nama ini, apa lagi orang yang
bergelut di bidang IT. Cisco adalah sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang IT khususnya adalah hardware, walaupun sekarang sudah banyak
mengeluarkan software. Produk unggulan dari Cisco sendri adalah router.
Router Cisco terkenal handal dan stabil serta tahan lama. Banyak
perusahaan besar yang menggunakan router ini untuk menghubungkan
kantor-kantor cabangnya.
Routing sendiri adalah sebuah proses yang berguna untuk meneruskan
paket-paket dari sebuah jaringan ke jaringan lainnya, dan biasanya
routing ini dilakukan dengan menggunakan router. Pada tulisan ini saya
tidak akan membahas tentang kelebihan dan kekurangan dari router Cisco,
namun saya akan membahas bagaimana cara melakukan static routing dan
dinamic routing dalam router Cisco, di mana untuk dinamic routing saya
akan menggunakan protokol EIGRP (EIGRP akan dijelaskan nanti). Namun
sebelum saya menjelaskan bagaimana melakukan konfigurasi static dan
dinamic routing pada router Cisco ada baiknya saya sedikit memaparkan
pengertian static dan dinamic routing serta kelebihan dan kekurangannya.
- Static routing adalah di mana seorang administrator
melakukan routing secara manual. Mendefenisikan setiap network yang
akan dihubungkan pada router-router yang akan digunakan.
- Dinamic routing adalah dimana administrator hanya
melakukan sedikit konfigurasi (bisa dikatakan hanya mengaktifkan rule
dinamic routing) pada setiap router yang akan dikomunikasikan, dan untuk
kemudian router-router tersebut otomatis akan mendefenisikan
network-network yang terhubung.
Beberapa kelebihan dan kekurangan dari static dan dinamic routing adalah sebagai berikut.
- Konfigurasi static routing memiliki kompleksitas yang bergantung
pada jumlah network yang terhubung, sedangkan dinamic routing tidak,
baik besar maupun kecil jumlah network yang akan dihubungkan,
konfigurasi pada dinamic routing tetap sederhana.
- Jika terjadi pengubahan topologi, maka konfigurasi pada static
routing (routing table) harus ditambah, dikurangi atau bahkan harus
diubah keseluruhan, sedangkan pada dinamic routing tidak perlu adanya
pengubahan pada konfigurasi routing (routing table).
- Static routing biasa digunakan pada jaringan dengan skala menengah
kebawah, sedangkan dinamic routing biasa digunakan untuk jaringan sekala
besar.
- Static routing memiliki tingkat keamanan yang baik, sedangkan
dinamic routing tidak, karena jika ada seseorang yang menambakan sebuah
router di dalam jaringan tersebut, maka router tersebut akan bisa
langsung terkoneksi, dan hal itu bisa berbahaya.
- Static routing menggunakan sumber daya yang sedikit, baik itu
processor, memori, maupun bandwidth, sedangkan dinamic routing
menggunakan sumber daya lebih banyak.
Setelah mengerti pengertian, kelebihan dan kekurangan dari static dan
dinamic routing, berikutnya akan saya paparkan contoh penerapan dari
static dan dinamic routing menggunakan router Cisco. Pada tutorial ini
saya menggunakan software Packet Tracert versi 5.3.0.0088.

Klik untuk memperbesar
Diatas terlihat sebuah simulasi jaringan antar kota yang menggunakan
router untuk menghubungkan setiap kota. Pada router Medan dan Bali saya
menambahkan sebuah modul yang bernama WIC-1T. WIC-1T adalah modul yang
dipasangkan pada router Cisco yang digunakan sebagai port serial,
sedangkan pada router Jakarta saya menambahkan 2 buah modul WIC-1T,
karena router ini berada ditengah-tengah sehingga dibutuhkan 2 buah
WIC-1T untuk menghubungkan 2 router lainnya. Berikut ini adalah
konfigurasi dasar sebelum routing ditambahkan, baik static atau dinamic
pada masing-masing router:
Router Medan:
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#hostname MEDAN
MEDAN(config)#interface fastEthernet 0/0
MEDAN(config-if)#description TO-LAN
MEDAN(config-if)#ip address 192.168.1.254 255.255.255.0
MEDAN(config-if)#no shutdown
MEDAN(config-if)#exit
MEDAN(config)#interface serial 0/0/0
MEDAN(config-if)#description TO-JAKARTA
MEDAN(config-if)#ip address 10.10.1.1 255.255.255.252
MEDAN(config-if)#clock rate 64000
MEDAN(config-if)#no shutdown
MEDAN(config-if)#exit
MEDAN(config)#exit
MEDAN#copy running-config startup-config
Router Jakarta
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#hostname JAKARTA
JAKARTA(config)#interface fastEthernet 0/0
JAKARTA(config-if)#description TO-LAN
JAKARTA(config-if)#ip address 192.168.2.254 255.255.255.0
JAKARTA(config-if)#no shutdown
JAKARTA(config-if)#exit
JAKARTA(config)#interface serial 0/0/0
JAKARTA(config-if)#description TO-MEDAN
JAKARTA(config-if)#ip address 10.10.1.2 255.255.255.252
JAKARTA(config-if)#clock rate 64000
JAKARTA(config-if)#no shutdown
JAKARTA(config-if)#exit
JAKARTA(config)#interface serial 0/1/0
JAKARTA(config-if)#description TO-BALI
JAKARTA(config-if)#ip address 11.11.1.1 255.255.255.252
JAKARTA(config-if)#clock rate 64000
JAKARTA(config-if)#no shutdown
JAKARTA(config-if)#exit
JAKARTA(config)#exit
JAKARTA#copy running-config startup-config
Router Bali
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#hostname BALI
BALI(config)#interface fastEthernet 0/0
BALI(config-if)#description TO-LAN
BALI(config-if)#ip address 192.168.3.254 255.255.255.0
BALI(config-if)#no shutdown
BALI(config-if)#exit
BALI(config)#interface serial 0/0/0
BALI(config-if)#description TO-JAKARTA
BALI(config-if)#ip address 11.11.1.2 255.255.255.252
BALI(config-if)#clock rate 64000
BALI(config-if)#no shutdown
BALI(config-if)#exit
BALI(config)#exit
BALI#copy running-config startup-config
Dengan konfigurasi diatas koneksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
- Router Medan dapat berkomunikasi dengan router Jakarta
- Router Jakarta dapat berkomunikasi dengan router Bali
- Router Medan tidak dapat berkomunikasi dengan router Bali
- LAN Medan tidak dapat berkomunikasi dengan LAN Jakarta
- LAN Jakarta tidak dapat berkomunikasi dengan LAN Bali
- LAN Medan tidak dapat berkomunikasi dengan LAN Bali
Agar semua node bisa saling berkomunikasi maka dilakukanlah routing.
Berikut adalah routing dari masing-masing router menggunakan static dan
dinamic routing. Untuk menambahkan routingan (routing table),
administrator harus masuk ke mode globar configuration
nama-router(config)# dengan mengetikkan:
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#
.
1. STATIC SROUTING
1.1 Router Medan
MEDAN>enable
MEDAN#configure terinal
MEDAN(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
MEDAN(config)#ip route 11.11.1.0 255.255.255.252 serial 0/0/0
MEDAN(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
Penjelasan:
MEDAN(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
Routing di atas digunakan agar:
- Router Medan bisa berkomunikasi dengan LAN Jakarta.
- LAN Medan bisa berkomunikasi dengan LAN Jakarta.
MEDAN(config)#ip route 11.11.1.0 255.255.255.252 serial 0/0/0
Routing di atas digunakan agar:
- Router Medan bisa berkomunikasi dengan router Bali
- LAN Medan bisa berkomunikasi dengan router Bali
MEDAN(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
Routing di atas digunakan agar:
- Router Medan bisa berkomunikasi dengan LAN Bali.
- LAN Medan bisa berkomunikasi dengan router Bali
1.2 Router Jakarta
JAKARTA(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
Routing di atas digunakan agar:
- Router Jakarta bisa berkomunikasi dengan LAN Medan.
- LAN Jakarta bisa berkomunikasi dengan LAN Medan.
JAKARTA(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 serial 0/1/0
Routing di atas digunakan agar:
- Router Jakarta bisa berkomunikasi dengan LAN Bali.
- LAN Jakarta bisa berkomunikasi dengan LAN Bali.
1.3 Router Bali
BALI(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
Routing di atas digunakan agar:
- Router Bali bisa berkomunikasi dengan LAN Medan.
- LAN Bali bisa berkomunikasi dengan LAN Medan.
BALI(config)#ip route 10.10.1.0 255.255.255.252 serial 0/0/0
Routing di atas digunakan agar:
- Router Bali bisa berkomunikasi dengan router Medan.
- LAN Bali bisa berkomunikasi dengan router Medan
BALI(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
Routing di atas digunakan agar:
- Router Bali bisa berkomunikasi dengan LAN Jakarta.
- LAN Bali bisa berkomunikasi dengan LAN Jakarta.
Ingat, pada 1 router hanya bisa mendefenisikan jalan untuk paket
keluar, namun jalan untuk paket masuk tidak bisa. Misalnya, melakukan
ping dari LAN Medan ke LAN Jakarta, jika hanya pada router Medan yang
dilakukan routing agar bisa menuju LAN Jakarta, ping tidak akan pernah
berhasil, karena pada router Jakarta routing untuk menuju LAN Medan
tidak ada, jadi paket tidak akan pernah dikirim kembali ke LAN Medan,
sehingga ping akan RTO (Request Time Out). Itulah mengapa pada router
Medan ada routing yang bertujuan untuk mengenalkan LAN Jakarta, dan
begitu juga router Jakarta terdapat routing yang bertujuan untuk
mengenalkan LAN Medan, itu dilakukan agar paket bisa pergi dan bisa
pulang.
2. ROUTING DINAMIC MENGGUNAKAN PROTOKOL EIGRP
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa routing dinamic
bermanfaat untuk jaringan dengan skala besar, dimana routing dinamic
bisa membuat kerja administrator menjadi sangat ringan. Walaupun
biasanya digunakan dalam skala besar, namun bukan berarti routing
dinamic tidak bisa digunakan dalam network skala kecil.
EIGRP (
Enhanced Interior Gateway Routing Protokol)
adalah salah satu protokol routing yang hanya bisa digunakan di router
keluaran Cisco. Dimana protokol routing ini salah satu routing protocol
terbaik yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- EIGRP hanya bisa digunakan pada router Cisco.
- EIGRP adalah lanjutan dari protkol IGRP.
- EIGRP adalah protokol routing dengan sifat Link State, dimana akan melakukan update apabila terdapat perubahan pada topologi jaringan yang mempengaruhi routing table.
- Maksimum hop pada EIGRP adalah 250, hop lebih banyak dari RIP yang hanya bisa menampung 15 hop.
- EIGRP menggunakan Autonomous System (AS). AS number Adalah nomor
identifikasi yang menyatakan bahwa beberapa router berada dalam satu
ruang lingkup yang sama sehingga akan bisa melakukan komunikasi. Jika AS
number ini berbeda pada router satu dengan yang lainnya, maka
router-router tersebut tidak akan bisa berkomunikasi.
- EIGRP mendukung VLSM (Variable Lenght Subnet Mask).
Untuk contoh konfigurasinya masih menggunakan contoh pada gambar di
atas dimana konfigurasi dasarnya juga sama. berikut ini adalah
konfigurasi dari EIGRP pada masing-masing router:

Klik untuk memperbesar
2.1 Router Medan
MEDAN>enable
MEDAN#configure terminal
MEDAN(config)#router eigrp 100
MEDAN(config-router)#network 192.168.1.0
MEDAN(config-router)#network 10.10.1.0
MEDAN(config-router)#exit
MEDAN(config)#exit
MEDAN#copy running-config startup-config
2.2 Router Jakarta
JAKARTA>enable
JAKARTA#configure terminal
JAKARTA(config)#router eigrp 100
JAKARTA(config-router)#network 192.168.2.0
JAKARTA(config-router)#network 10.10.1.0
JAKARTA(config-router)#network 11.11.1.0
JAKARTA(config-router)#exit
JAKARTA(config)#exit
JAKARTA#copy running-config startup-config
2.3 Router Bali
BALI>enable
BALI#configure terminal
BALI(config)#router eigrp 100
BALI(config-router)#network 192.168.3.0
BALI(config-router)#network 11.11.1.0
BALI(config-router)#exit
BALI(config)#exit
BALI#copy running-config startup-config
Bisa kita lihat di atas bahwa saya menggunakan 100 sebagai Autonomous
System (AS) atau AS number. AS number ini bebas mau menggunakan berapa
saja, yang penting sama antara satu router dengan router lainnya. Namun,
jika sudah harus menghubungkan antara router di sebuah negara dengan
router di negara lainnya, AS number ini tidak bisa digunakan
sembarangan, ada sebuah badan yang mengurusnya, jadi kita harus menyewa
AS number ini layaknya sebuah IP public.
Sampai di sini dulu sedikit penjelasan tentang static dan dinamic
routing serta cara konfigurasinya, dimana pada dinamic routing saya
menggunakan routing protokol EIGRP. Semoga tulisan saya ini bisa
membantu bagi Anda yang sedang mempelajari routing, baik static maupun
dinamic.
cara menSHARING DATA dengan LAN